Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi.
Proses menyiarkan berita televisi cukup rumit. Hal ini disebabkan tim yang terlibat cukup banyak. Reporter, juru kamera (lightingman) maupunjuru suara (soundman) biasanya adalah kerabat kerja yang ditugaskan di lapangan untuk meliput berita. Para kerabat kerja yang telah berhasil meliput suatu peristiwa berbobot berita di suatu tempat, belumlah selesai, mereka harus bekerja untuk memprosesnya lagi setelah berada di studio. Reporter adalah juga seorang Produser bagi produksi berita yang ia liput, ia jualah yang bertanggung jawab untuk memproses hasil liputan tersebut sekembalinya ia ke studio dari tempat liputan.
Proses menyiarkan berita televisi cukup rumit. Hal ini disebabkan tim yang terlibat cukup banyak. Reporter, juru kamera (lightingman) maupunjuru suara (soundman) biasanya adalah kerabat kerja yang ditugaskan di lapangan untuk meliput berita. Para kerabat kerja yang telah berhasil meliput suatu peristiwa berbobot berita di suatu tempat, belumlah selesai, mereka harus bekerja untuk memprosesnya lagi setelah berada di studio. Reporter adalah juga seorang Produser bagi produksi berita yang ia liput, ia jualah yang bertanggung jawab untuk memproses hasil liputan tersebut sekembalinya ia ke studio dari tempat liputan.
Pada tahap awal, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan oleh reporter untuk mengolah hasil liputan. Pendekatan pertama, ia dapat menyusun atau menulis naskah berita terlebih dahulu. Seorang reporter harus memiliki beberapa pertimbangan khusus:
1. Data yang ia kumpulkan dilapangan cukup memadai untuk disusun sebagai sebuah berita
2. Gambar visual yang direkam oleh juru kamera cukup banyak sehingga dapat memenuhi durasi untuk berita yang akan disusun oleh reporter yang bersangkutan.juru kamera akan membuat Short List Reporter akan dapt mengetahui gambar apa yang akan memvisualisasikan komentar berita tersebut.
Setelah dua pertimbangan tersebut, maka ia sudah dapat memulai untuk menyusun berita yang ia liput. Mengenai durasi lebih baik dibuat oleh reporter, ini perlu dikoordinasikan dengan editor-in-chief atau kepala redaksi, sesuai dengan kebutuhan secara total dari durasi bulletin berita.
Biasanya sebuah berita berdurasi antara 1 hingga 2, 30 menit.
Pendekatan kedua adalah mendampingi tape editor atau penyunting gambar untuk menyunting gambar hasil liputan di lapangan. Sebenarnya, penyunting gambar dapat bekerja sendiri, tanpa harus di dampingi oleh reporter. Tetapi perlunya reporter mendampingi penyunting gambar, maka tidak menuntut kemungkinan bahwa alur berita yang disusun oleh reporter tersebut tidak sesuai atau “ jumping ”. Yakni, apa yang diuraikan oleh reporter kedalam naskah berita disisispi soundbite yang isinya tidak sesuai dengan perihal yang diungkapkan di dalam komentar.
Dubbing
Mengisi suara (dubbing)untuk paket reporter (cut spot) dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yan pertama adalah dengan merekam suara reporter terlebih dahulu sebelum menyunting gambar dimulai. Tahapannya adalah setelah naskah selesai disusun oleh reporter lalu diserahkan kepada editor-in-chief (kepala redaksi) untuk dikoreksi. Setelah itu, reporter, redaktur, atau writer (penulis) menulis naskah yang telah diperbaiki (rewriting) dan naskah pun siap untuk dibacakan. Reporter seringkali juga diminta menyiapkan pita kaset untuk merekam suaranya. Jika semuanya suah siap semua, reporter menuju ruang penyuntingan gambar dan minta kepada mereka untuk menyiapkan rekaman suara melalui pita kaset yang sudah disediakan oleh reporter. Apabila tahap ini selesai, reporter bisa meminta kepada penyunting gambar tersebut untuk menyunting gambar hasil liputan sebagi visualisasi dari komentar reporter yang baru saja direkam. Langkah ini akan lebih baik, karena suntingan gambar, akan dapat menyesuaikan isi berita yang baru saja direkam oleh reporter tersebut. Jika tidak sesuai, maka sebaiknya juru kamera membuat shot list yang beisikan jenis jenis shot dan uraian kegiatan yang berhasil direkam. Jika dibuat skema, maka tahapan kerja tersebut menjadi sebagai berikut.
Cara yang kedua yakni dengan merekam suara secara langsung pada gambar yang sudah disunting kemudian membuat naskah komentarnya. Jika langkah kedua ini yang ingin ditempuh, maka ia hanya baru bisa mengisi suara (voicing over atau dubbing) setelah naskah dikoreksi oleh editor-in-chief dan gambar yang telah selesai disunting. Untuk selanjutnya proses perekaman sama dengan proses pertama yaitu ditangani oleh penyunting gambar. Jadi sekali lagi cara kedua inimemiliki kelemahan, terutama dalam hal sinkronisasi antara gambar dan komentar, demikian terhadap durasinya.
Pendekatan kedua adalah mendampingi tape editor atau penyunting gambar untuk menyunting gambar hasil liputan di lapangan. Sebenarnya, penyunting gambar dapat bekerja sendiri, tanpa harus di dampingi oleh reporter. Tetapi perlunya reporter mendampingi penyunting gambar, maka tidak menuntut kemungkinan bahwa alur berita yang disusun oleh reporter tersebut tidak sesuai atau “ jumping ”. Yakni, apa yang diuraikan oleh reporter kedalam naskah berita disisispi soundbite yang isinya tidak sesuai dengan perihal yang diungkapkan di dalam komentar.
Dubbing
Mengisi suara (dubbing)untuk paket reporter (cut spot) dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yan pertama adalah dengan merekam suara reporter terlebih dahulu sebelum menyunting gambar dimulai. Tahapannya adalah setelah naskah selesai disusun oleh reporter lalu diserahkan kepada editor-in-chief (kepala redaksi) untuk dikoreksi. Setelah itu, reporter, redaktur, atau writer (penulis) menulis naskah yang telah diperbaiki (rewriting) dan naskah pun siap untuk dibacakan. Reporter seringkali juga diminta menyiapkan pita kaset untuk merekam suaranya. Jika semuanya suah siap semua, reporter menuju ruang penyuntingan gambar dan minta kepada mereka untuk menyiapkan rekaman suara melalui pita kaset yang sudah disediakan oleh reporter. Apabila tahap ini selesai, reporter bisa meminta kepada penyunting gambar tersebut untuk menyunting gambar hasil liputan sebagi visualisasi dari komentar reporter yang baru saja direkam. Langkah ini akan lebih baik, karena suntingan gambar, akan dapat menyesuaikan isi berita yang baru saja direkam oleh reporter tersebut. Jika tidak sesuai, maka sebaiknya juru kamera membuat shot list yang beisikan jenis jenis shot dan uraian kegiatan yang berhasil direkam. Jika dibuat skema, maka tahapan kerja tersebut menjadi sebagai berikut.
Cara yang kedua yakni dengan merekam suara secara langsung pada gambar yang sudah disunting kemudian membuat naskah komentarnya. Jika langkah kedua ini yang ingin ditempuh, maka ia hanya baru bisa mengisi suara (voicing over atau dubbing) setelah naskah dikoreksi oleh editor-in-chief dan gambar yang telah selesai disunting. Untuk selanjutnya proses perekaman sama dengan proses pertama yaitu ditangani oleh penyunting gambar. Jadi sekali lagi cara kedua inimemiliki kelemahan, terutama dalam hal sinkronisasi antara gambar dan komentar, demikian terhadap durasinya.
Tune berita
Tune adalah kata benda yang arti luasnya adalah “lagu atau musik”. Dalam dunia penyiaran, tune digunakan sebagai identitas suatu program acara. Oleh karena itu tune digunakan sebagai pembuka acara dan disebut dengan Tune Buka atau “Opening Tune” dan untuk acara penutup disebut dengan Tune Tutup atau “Closing Tune”. Pemilihan lagu yang sangat spesifi biasanya berdasarkan pada, tempo, daya tarik, dan kesesuaian acara. Pada media radio, Tune hanya melalui musik, tetapi pada televisi, harus dilengkapi dengan visual (gambar). Tune tersebut akan terdiri dari musik, biasanya instrument yang divisualkan dengan gambar-gambar yang dapat dilakukan melalui hasil paduan (editing) antara gambar objek murni dan grafis computer secara simulta sesuai dengan tema dan durasi. Durasi untuk sebuat tune sangat bervariasi, tetapi pada umumnya berkisar antara 10 hingga 20 detik.
Tanggung jawab saat penyiaran berita tim redaksi yang bertugas adalah kelompok yang paling bertanggung jawab terhadap keseluruan paket berita saat itu, mulai dari penyusunan naskah hingga materi siap siar. Tim redaksi tersebut biasanya adalah orang- orang yang terdiri atas para reporter dan juru kamera. Pengarah acara adalah orang yang bertanggung jawab setelah semua materi siap siar. Ia harus membuat segala persiapan administrative termasuk menyusun Run Down urutan masing- masing berita. Keterlibatan Crew Studio penyiaran berita di televise adalah pekerjaan tim yang melibatkan banyak orang di banyak bagian.
Tanggung jawab saat penyiaran berita tim redaksi yang bertugas adalah kelompok yang paling bertanggung jawab terhadap keseluruan paket berita saat itu, mulai dari penyusunan naskah hingga materi siap siar. Tim redaksi tersebut biasanya adalah orang- orang yang terdiri atas para reporter dan juru kamera. Pengarah acara adalah orang yang bertanggung jawab setelah semua materi siap siar. Ia harus membuat segala persiapan administrative termasuk menyusun Run Down urutan masing- masing berita. Keterlibatan Crew Studio penyiaran berita di televise adalah pekerjaan tim yang melibatkan banyak orang di banyak bagian.
Video tape yang berisikan materi-materi berita siap siar masih harus diputar diruang playback yang berada dibagian telecine pada saat siaran berita. Penyiar berita yang telah ber-make-up akan duduk di ruangan studio di hadapan sedikitnya tiga kamera yang akan dioperasikan oleh tiga juru kamera (cameraman). Ruang studio juga harus memperoleh intensitas pencahayaan cukup sehingga di perlukan juru lampu (lightingman) yang harus stand by setiap saat untuk menghasilkan efek objek baik kontras maupun silout.
Demikian pula untuk mengatur volume suatu musik, suara wawancara di studio maupun suara yang terekam di dalam gambar (natural sound)diperlukan seorang juru suara (sound man).Sementara untuk memadukan tulisan- tulisan (credit title)dari Video Type Writer maupun telop dengan gambar- gambar visual memerlukan seorang switcher.Semua crew yang terlibat tersebut akan dikomandoin oleh seorang pengarah acara (program Director )yang duduk diruang production Control dan dibantu oleh floor Director (Pengarah lapangan /studio)dengan naskah acuan yang disebut dengan run down. Ini berarti semua crew harus aktif mengikuti saat sedang berlangsungnya siaran berita.
Fungsi dan tanggung jawab sesuai dengan sop dari masing- masing jabatan tim redaksi sesuai program berita TV.
· Execitive Producer
Adalah seseorang yang mempunyai wawasan dan mengerti tentang program televise secara keseluruhan. Sebagai Executive Producer bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pengembangan ide untuk program acara siaran, baik siaran untuk keperluan individu yang komplek maupun untuk sasarn kelompok tertentu yang diproduksi secara khusus.
Tugas Pokok:
1. Memformulasikan program acara siaran.
2. Menentukan format program siaran
3. Membuat kerangka anggaran siaran
4. Menyusun rincian biaya produksi.
5. Melakukan promosi program.
· Produser Televisi
Adalah seorang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (Execitive Producer )untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh produser pelakasana.
Tugas pokok:
1. Menciptakan dan mengembangkan ide untuk produksi televisi.
2. Membuat desain produksi.
3. Menentukan tim kreatif.
4. Menentukan satuan kerja produksi.
5. Bersama dengan pengarah acara memilih dan menentukan pengisi acara.
6. Menyusun anggaran biaya produksi.
7. Melakukan koordianasi promosi dan publikasi
8. Melakukan evaluasi terhadap acara yang ditangani.
· Pengarah Acara
Adalah seseorang yang ditunjuk untuk bertanggungjawab secara teknis pelaksanaan produksi satu mata acara siaran. Pengarah acara bertugas dilapangan untuk mengendalaikan produksi yang sedang ditanganinya.
Tugas pokok :
1. Mengikuti dan mencatat hasil pertemuan perencanaan produksi.
2. Melakukan pendekatan produksi dan mendiskusikan dengan produser.
3. Bekerjasama dengan produser serta penulis naskah jika akan mengembangkan naskah.
4. Mendiskusikan hasil pendekatan produksi (teknik dan artistic)dengan kerabat kerja produksi
5. Merencanakan bentuk pengambilan gambar dan pengerakan kamera dalam bentuk.
6. Memimpin pertemuan pengambilan gambar dan pergerakan kamera dalam bentuk recording plan.
7. Memimpin pertemuan produksi dan latihan.
8. Mengarahkan dan melatih penempatan kamera.
9. Mengintegrasikan unsure-unsur pendukung produksi.
· Produksi
Memimpin rangkaian produksi dibantu Assisten PA/pengarah lapangan.
· Paska Produksi
Tugas pokok:
1. Memimpin pelaksana penyuntingan.
2. Menentukan pemakaian ilustrasi music dan jenis huruf dalam pelaksanaan mixing.
· Penulis naskah Artistik
Adalah orang yang pekerjaannya membuat naskah untuk mata acara siaran dalam karya artistic.
Tugas Pokok:
Membuat naskah/scenario sesuai dengan kaidah-kaidah produksi televisi.
· Unit Manager
Adalah seseorang yang bertugas meyediakan kebutuhan utama logistik yang diperlukan untuk setiap elemen- elemen produksi dan mengawasi setiap penggunaan dana produksi.
Tugas Pokok :
1. Memandu dan menyeleksi lokasi untuk keperluan shooting.
2. Membuat jadwal transportasi, akomodasi artis dan kru, menyediakan catering serta kebutuhan peralatan produksi.
3. Mengelola penyiapan dan instalansi peralatan produksi.
4. Mengecek dan memonitor semua fasilitas dan kru selama produksi sedang berlangsung.
5. Mengelola pembongkaran seluruh peralatan produksi dan mengembalikan pada tempat semula.
· Penata Artistik(Art Director)
Adalah seseorang yang ahli dalam menata ruangan /lkasi pengambilan gambar sesuai dengan yang dikehendaki dalam scenario. Ia bertanggungjawab untuk mendesain seluruh program produksi siaran televisi.
Tugas Pokok:
1. Menggambarkan dan mengawasi dalam memutuskan semua elemen visual meliputi photografi, desain artistic dan animasi.
2. Mengembangkan stryboard, tata letak dan sketsa kasar untuk produksi televisi, bahan cetakan dan produksi film.
3. Melakukan konsultasi dengan produser, pengarah acara, dan semua kerabat kerja produksi serta tim teknis desain grafis untuk mendukung pelaksanaan produksi.
4. Melakukan pengawasan terhadap desain dan bangunan dekorasi televisi serta memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan dan menetukan elemen dekornya.
5. Mengembangkan dan mengurus anggaran artistic serta mengalokasikan dana untuk proyek yang khusus
6. Memesan, menginstalansi, mengoperasikan semua peralatan utama artistic serta mewujudkannya.
· Graphic Artist
Graphic Artist Bertanggungjawab terhadap desain, tata letak dan menentukan tata artistic untuk surat kabar, periklanan, brosur, petunjuk program, billboard, dan lainnya berupa display untuk periklanan dan promosi.
Tugas pokok:
1. Menrjemahkan pikiran dan persepsi public tentang seni visual untuk menciptakan citra visual program televisi.
2. Mengerjakan tata letak dan melekatkan tata grafis pada bahan- bahan cetakan.
3. Mengoperasikan beberapa model dari perlengkapan artistic termasuk unit bentuk- bentuk huruf, dan airbrushers.
4. Mendesain dan membuat backdrops, pengaturan huruf dan property untuk produksi televisi.
· Penata Cahaya
Seorang piñata cahaya mendesain dan menentukan pencahayaan untuk produksi televisi, baik produksi di dalam studio maupun diluar studio.
Tugas Pokok:
1. Mengawasi operator papan pengatur tata cahaya bila terjadi perubahan cahaya selama kegiatan produksi secara langsung.
2. Mengamati perubahan peralatan pencahayaan untuk penyempurnaa program.
3. Memelihara barang- barang inventaris piñata cahaya dan asesorisnyaserta membeli kembali elemen-elemen tata cahaya dan memenuhinya.
4. Mengerjakan pemeliharaan secara rutin perlengkapan tata cahaya, perlengkapan listrik dan aksesorisnya.
· Audio /Video Enginer
Sebagian enjenir/video bertanggung jawab terhadap pengoperasian semua pelaratan control elekronik baik audio/video yang digunakan oleh studio televise dan di lokasi shooting.
Tugas Pokok:
1. Spesialis audio, menyiapkan, menempatkan serta menginstalansi mic, serta bahan- bahan yang diperlukan dalam pre- recording termasuk bunyi- bunyian, music.
2. Spesialis video, menciptakan kualitas gambar dengan memonitori peralatan video secara terus menerus. Disamping itu ia juga menempatkan dan menginstalansi peralatan kamera untuk suatu produksi.
3. Memelihara dan melakukan perbaikan kecil pada peralatan audio/video.
4. Sebagai Assisten PA membantu sound effect dan visual effect.
· Technical Director
Tugas Pokok:
1. Mengawasi dan mengatur kualitas teknik dari suatu program televise maupun radio
2. Dalam produksi, melakukan analisi terhadap perlengkapan teknik dan memberikan rekomendasi terhadap kelayakan kepada pengarah acara.
3. Mendampingi PA diruang control dalam kegiatan produksi live broadcasting di studio
4. Menyediakan kepemimpinan teknik bila dalam keadaan darurat produksi.
5. Memberikan petunjuk dan melatih anggota kru studio dan ruang control serta mengawasi penampilan mereka terhadap pekerjaannya
6. Menyiapkan laporan terhadap penggunaan fasilitas produksi yang ditunjukkan untuk Engineering Supervisor dan Asisten Kepala Engineer.
· Camera Operator (Kameramen)
Kameramen operator adalah bertanggung jawab untuk pengoperasian kamera televisi.
Tugas Pokok:
1. Membantu Engineer Audio/Video dalam manset peralatan teknik, memelihara secara sederhana peralatan kamera televise.
2. Membantu penata cahaya dalam manset perlengkapan tata cahaya, serta perlengkapan lain untuk produksi.
3. Mengoperasikan kamera televise pada saat produksi
4. Menyeleksi sudut- sudut pangambilan gambar dan komposisi shot untuk memperoleh efek fil yang dikehendaki
5. Mengawasi processing film di dalam studio maupun di laboratorium
· New Director
New Director bertanggung jawab pengawasan, koordinasi, dan evaluasi terhadap penampilan seluruh staff pemberitaan.
Tugas pokok:
1. Menentukan semua item berita, wawancara, documentary, dan acara- acara khusus televise
2. Menentukan peristiwa apa yang akan diliput, bagaiman meliputnya dan kapan disiarkan ke public.
3. Memonitor perkembangan riset laporan investigasi berita serta melaporkannya dalam peristiwa khusus
4. Mengembangkan dan mengelola anggaran departemen pemberitaan.
5. Mereview dan menyetujui penyajian film berita, cerita video, dan menyunting naskah berita dari berbagai sumber.
6. Memecahkan masalah- masalah teknis dan produksi dengan departemen teknik produksi.
7. Melakukan aktivitas koordinasi secara kontinyu antara departemen pemberitaan dengan programming departemen dalam stasiun.
· Assisten New Director (AND)
Assisten New Director (AND) bertanggung jawab menyeleksi dan menugaskan reporter, penulis naskah dan komentar untuk berita dan peristiwa khusus.
Tugas Pokok :
1. Mengawasi operasionalisasi newsroom
2. Menganalisis laporan berita, menentukan berita- berita penting dan memperluas kebutuhan liputan khususnya untuk pembuatan indivisual profil.
3. Mengevaluasi penyelesaian akhir isi materi berita, insert audio/video/foto dan menyeleksi berita penting untuk siaran berita
4. Meneliti kemungkinan jika ada beberapa kesalahan reportorial dan kesalah tafsiran isi berita dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan keseimbangan berita
· Penulis naskah berita
Tugas pokok:
1. Menulis dan menyunting naskah berita
2. Memanfaatkan sedemikian rupa sumber- sumber seperti internet, bahan- bahan cetak, wawancara melalui telepon dan lain- lain untuk mengumpulkan informasi
3. Memeriksa ketepatan fakta- fakta yang ditanyakan untuk siaran berita.
4. Mendapatkan data tambahan secara rinci yang relevan untuk materi berita melalui riset dan pertanyaan melalui angket.
· Assisten Redaksi (Desk Assistant)
Tugas Pokok:
1. Membantu pekerjaan di newsroom
2. Dapat mengambil peran sebagai penulis naskah berita khususnya dalam memperbaharui naskah yang akan disiarkan
3. Membantu melakukan peliputan yang bersifat spesifik
4. Membantu pekerjaan di studio dan ruang control selama produksi
5. Menyertai reporter di lokasi untuk membantu mengirimkan kembali bila perlu film atau video ke stasiun atau ke laboratorium
· Telangkai Berita (Anchorperson)
Tugas Pokok:
1. Merangkai mata acara dari berbagai sumber untuk menjadi sebuah laporan yang koprehensif dan lengkap.
2. Mengidentifikasi kecenderungan terhadap peristiwa penting, menganalisa dan mengiterpretasikan dan kemudian melaporkannya menjadi informasi yang jelas.
3. Mengambil peran untuk menentukan pesan berupa jenis dan isi berita untuk siaran berita.
4. Menyiapkan dan menyediakan voice over untuk mengomentari video atau audiotape peristiwa-peristiwa/kejadian yang istimewa.
5. Mengadakan wawancara distudio atau di lokas.
6. Membuat news documentary dan berita-berita yang special.
· Reporter
Tugas Pokok:
Tugas Pokok:
1. Mengumpulkan berita dari berbagai sumber, menganalisis dan menyiapkan berita dan features untuk siaran laporan radio dan televisi.
2. Menentukan pandangan dan menekankan berita-berita yang memiliki cerita fasktual secara khusus.
3. Menguji item-item berita yang penting untuk menentukan topic laporan berita dan features serta mengevaluasi kepala berita (lead) dan memberikan petunjuk pengembangan ide cerita untuk berita.
4. Melakukan wawancara langsung, rekaman distudio dan mempersentasikan secara live, atau voice over dari lokasi peristiwa.
5. Melaksanakan pengembangan berita sebelum laporan berita diperbaharui dan ditambahkan fakta.
· Announcer
Tugas pokok:
1. Mengantarkan dan membawakan mata acara siaran baik radio maupun televise.
2. Memberikan narasi pada saat pembukaan dan penutupan siaran yang diproduksi oleh stasiun setempat
3. Menyediakan setiap saat sebagai interviever dan membacakan naskah siaran berita
PROSES PEMBUATAN BERITA DI STASIUN TELEVISI
Proses pembuatan berita pada prinsipnya tak banyak berbeda dengan proses yang berlangsung di banyak stasiun TV lain. telah dibuat semacam prosedur operasional standar (SOP) dalam pembuatan berita, untuk menjaga kualitas berita yang dihasilkan oleh Divisi News. Sebagai stasiun televisi baru berdiri selama dua tahun, SOP ini relatif juga belum lama disusun, dan mungkin juga belum diterapkan secara sempurna. Meski demikian, Divisi News berupaya menerapkannya, sambil terus menerus menyempurnakan di sana-sini.
Pertama, perlu diingat bahwa jantung operasional sebuah Divisi News adalah rapat redaksi. Rapat redaksi adalah kegiatan rutin, yang penting bagi pengembangan dan peningkatan kualitas tayangan berita dari stasiun TV bersangkutan.
Pertama, perlu diingat bahwa jantung operasional sebuah Divisi News adalah rapat redaksi. Rapat redaksi adalah kegiatan rutin, yang penting bagi pengembangan dan peningkatan kualitas tayangan berita dari stasiun TV bersangkutan.
Sasaran Rapat Redaksi:
1. Untuk mengkoordinasikan kebijakan redaksi dan liputan.
2. Untuk menjaga kelancaran komunikasi antar staf redaksi.
3. Untuk memecahkan masalah yang timbul sedini mungkin.
4. Untuk menghasilkan tayangan yang berkualitas.
Kebijakan tentang Rapat Redaksi:
1. Untuk mengkoordinasikan kebijakan redaksi dan liputan.
2. Untuk menjaga kelancaran komunikasi antar staf redaksi.
3. Untuk memecahkan masalah yang timbul sedini mungkin.
4. Untuk menghasilkan tayangan yang berkualitas.
Kebijakan tentang Rapat Redaksi:
1. Kepala Divisi News mengadakan rapat mingguan dengan seluruh producer, asisten producer, koordinator juru kamera dan koordinator presenter, untuk membahas rencana dan/atau masalah institusional yang berkaitan dengan liputan/redaksi/perusahaan.
2. Selain rapat mingguan yang dipimpin Kepala Divisi News, ada juga rapat mingguan yang dilakukan oleh sejumlah program mingguan yang ada (misalnya: Fenomena, Lacak, dan Jelajah). Rapat ini biasanya bertujuan untuk: mengkoordinasikan rencana dan gagasan liputan; mencari solusi atas masalah yang muncul; dan mengevaluasi tayangan dan hasil liputan minggu sebelumnya.
3. Selain rapat mingguan, ada rapat harian yang dilakukan oleh masing-masing program buletin (program berita harian, seperti: Reportase, Kriminal, Interogasi, Buka Mata, dan Jelang Siang). Tujuannya adalah untuk: mengkoordinasikan rencana dan gagasan liputan; menjaga kesinambungan materi liputan antar program pada hari itu; mengevaluasi tayangan dan hasil liputan hari itu; dan mencari solusi atas masalah yang muncul hari itu.
SOP dalam Pembuatan Item Berita:
Sasaran:
1. Untuk menyeragamkan kebijakan dan prosedur pembuatan berita dengan proses digital (tapeless editing), atau dengan Tape/Linear.
2. Untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan peralatan.
3. Untuk menghasilkan dan menayangkan berita yang berkualitas.
Kebijakan:
1. Setiap personel Trans News didorong untuk mengajukan ide/gagasan berita untuk dibahas dalam rapat redaksi.
2. Rapat perencanaan dilakukan setiap hari.
3. Para Producer terkait wajib hadir dalam rapat redaksi.
4. Seluruh proses pasca produksi dikerjakan melalui server.
5. Evaluasi harian dilakukan sekitar setengah jam setelah penayangan program berita.
6. Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk tertulis untuk bahan referensi Divisi News.
Prosedur (Digital/ Tapeless Editing):
1. Producer Program menghimpun gagasan berita yang didapat dari kru melalui riset, temuan lapangan, informasi, dan sebagainya, untuk dibahas dalam rapat redaksi.
2. Agenda berita, rundown, serta penugasan dibahas dalam rapat redaksi. Rapat juga dihadiri oleh reporter, juru kamera, periset, asisten produksi, dan koordinator peliputan.
3. Hasil rapat redaksi dituangkan dalam notulen. Rapat juga membuat lembar penugasan yang menjadi acuan Producer Program dan Koordinator Peliputan.
4. Producer Program dapat membuat TOR, yang akan menjadi panduan penugasan reporter, juru kamera, dan periset, serta memberikan TOR tersebut kepada tim yang bertugas.
5. Jika dibutuhkan grafis untuk mendukung tampilan berita yang ditayangkan, permohonan grafis, foto, dan animasi pendukung berita diajukan oleh Producer Program atau Associate Producer kepada Tim Grafis. Grafis yang dihasilkan oleh tim tersebut lalu dimasukkan ke dalam server.
6. Reporter dan juru kamera mengimplementasikan penugasan, dengan melakukan liputan di lapangan. Tim lapangan tersebut juga wajib mengembangkan dan memperkaya informasi. Periset membantu mengumpulkan data pendukung untuk diberikan kepada reporter.
7. Dalam perjalanan kembali ke studio, reporter dan juru kamera dapat mendiskusikan hasil liputan dengan Producer yang bersangkutan. Draft naskah dan shot list juga disiapkan.
8. Juru kamera memindahkan rekaman shot list ke dalam browsing server. Setelah itu –untuk kepentingan bank data-- ia juga wajib membuat log sheet dari semua hasil rekaman gambar yang dibuat. Kaset dan log sheet kemudian diserahkan kepada Perpustakaan.
9. Berdasarkan gambar dan grafis yang sudah tersedia dalam server, Reporter membuat skrip dan first edit.
10. Associate Producer dan Producer Program memeriksa dan memperbaiki first edit.
11. Reporter melakukan dubbing untuk narasi.
12. Dari craft editing server, Editor membuat final edit.
13. Dari item-item berita yang sudah masuk ke dalam server, Producer Program menyusun rundown akhir untuk keperluan tayang.
Dalam kasus adanya gangguan komputer atau server, ada juga SOP untuk pembuatan item berita dengan Tape/Linear. Dari segi sasaran dan kebijakan, tidak ada perbedaan prinsip dengan SOP pembuatan item berita Digital/Tapeless Editing. Perbedaannya hanya pada prosedur teknis pasca liputan lapangan.
Prosedur (dengan Tape/Linear):
1. Sesudah melakukan liputan di lapangan, Reporter dan juru kamera mendiskusikan hasil liputan dengan Producer Program atau Associate Producer yang bersangkutan. Keputusan akhir mengenai angle dan content ditentukan dalam rapat kecil tersebut.
2. Juru kamera wajib membuat log sheet/ shot list sekembali dari liputan. Log sheet dan kaset master diserahkan kepada reporter, untuk pembuatan naskah dan proses editing. Copy log sheet juga diberikan kepada Associate Producer.
3. Reporter menyerahkan naskah kasar (draft) kepada Associate Producer untuk diperiksa.
4. Associate Producer memeriksa kelengkapan laporan dan mengedit naskah. Jika diperlukan, Associate Producer dapat meminta grafis pendukung dari Tim Grafis dan menyerahkannya kepada Reporter.
5. Reporter membawa naskah yang sudah disetujui dan kaset master/ file/ grafis ke ruang edit, untuk memulai proses dubbing dan editing. Juru kamera mendampingi proses editing.
6. Kaset hasil editing diserahkan Reporter kepada Associate Producer.
7. Seusai proses editing, kaset master/ file/ grafis berikut log sheet dibawa editor ke Perpustakaan untuk dimasukkan ke dalam inventory.
8. Producer Program (atau biasanya dibantu Asisten Produksi) mengumpulkan dan memeriksa naskah serta kaset-kaset hasil editing dari Associate Producer, untuk dicocokkan dengan rundown final. Jika semua lengkap, rundown, naskah, dan kaset-kaset tersebut dibawa ke ruang Master Control dan Program Director. Copy rundown dan naskah juga diberikan kepada Anchor/Presenter.
Untuk menghasilkan tayangan berita yang baik, proses pembuatan berita itu harus didukung oleh sarana dan perlengkapan yang memadai. Sayangnya, justru itu yang menjadi kelemahan TransTV saat ini. Sampai bulan Februari 2004, kondisi perlengkapan untuk Divisi News:
• Mesin editing Cut to Cut baru tersedia 25% dari kondisi ideal.
• Mesin editing Newsflash baru tersedia 60% dari kondisi ideal.
• Kamera untuk liputan Jakarta baru tersedia 80% dari kondisi ideal.
• Kamera untuk koresponden daerah baru tersedia 60% dari kondisi ideal.
• Kendaraan operasional untuk Jakarta masih amat terbatas (berebut dengan Divisi lain).
• Kendaraan operasional untuk koresponden daerah: belum ada.
Untuk menghasilkan tayangan berita yang baik, proses pembuatan berita itu harus didukung oleh sarana dan perlengkapan yang memadai. Sayangnya, justru itu yang menjadi kelemahan TransTV saat ini. Sampai bulan Februari 2004, kondisi perlengkapan untuk Divisi News:
• Mesin editing Cut to Cut baru tersedia 25% dari kondisi ideal.
• Mesin editing Newsflash baru tersedia 60% dari kondisi ideal.
• Kamera untuk liputan Jakarta baru tersedia 80% dari kondisi ideal.
• Kamera untuk koresponden daerah baru tersedia 60% dari kondisi ideal.
• Kendaraan operasional untuk Jakarta masih amat terbatas (berebut dengan Divisi lain).
• Kendaraan operasional untuk koresponden daerah: belum ada.
No comments:
Post a Comment