Thursday, August 12, 2010

Majas / Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia

Majas (gaya bahasa) yaitu bahasa yang di olah agar mempunyai kekuatan imajinatif, dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan, pertentangan, perbandingan dan pertautan. Fungsi majas tersebut adalah untuk mengungkapkan suasana yang indah ,estetis dan berjiwa.
Majas terbagi atas empat jenis, yakni: majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan.
1. Gaya bahasa perbandingan
A. Majas Metafora
Majas metafora adalah gabungan dua hal yang berbeda membentuk suatu pengertian yang baru. Contoh :
Keindahan malam Pulau Bali semakin memesona dengan kehadiran sang dewi malam, raja siang, kambing hitam, dll.
B. Majas Alegori
Majas alegori adalah cerita yang digunakan sebagai lambang yang digunakan untuk pendidikan atau  
Gaya bahasa yang membandingkan secara utuh.
Contoh : Pasangan pengantin itu setiap hari harus mendayung bahtera hidup,anjing dan kucing, kelinci dan kura-kura, dsb
C. Majas Personifikasi
Adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jumat pahing.
- awan menari-nari di angkasa
D. Majas Perumpamaan
Majas perumpamaan adalah suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh :
- Bagaikan harimau pulang kelaparan
- Seperti manyulam di kain lapuk
E. Majas Antilesis
Majas antilesis adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh :
- Semua kebaikan ayahnya dibalas dengan keburukan yang menyakitkan.
2. Gaya Bahasa Pertentangan
A. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan.                           Contoh :
- Ibu itu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian nasional.
B. Majas Ironi
Majas ironi adalah gaa bahasa yang bersifat menindir dengan halus.                                     Contoh :
- Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai
C. Majas Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang baik menjadi bersifat negatif.                                                                                                                                   Contoh :
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
3. Majas Pertautan
a. Metonomia
Majas metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut penciptanya atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya. Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh : Ayah baru saja membeli zebra, padahal saya ingin Kijang.
Coba buka H.B.Jassin halaman 23..
b. Sinekdok Pars Pro Toto
Majas Sinekdok Pars Pro Toto adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya.
Contoh : Setiap kepala dikenakan biaya.
Dia membeli dua ekor ayam
c. Sinekdok Totem Pro Parte adalah menyebutkan keseluruhan untuk pengganti sebagian saja.
Contoh : Semoga Indonesia menjadi juara Thomas Cup
Desa itu diserang muntaber.
d. Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada sustutokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh : Banyak korban berjatuhan akibat kekejaman Nazi
Apakah setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri?
e. Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh : Dia dan ibunya ke Tasikmalaya (penghilangan predikat pergi)
Lari! (penghilangan subjek kamu)
f. Inversi adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh : Paman saya wartawan = Wartawan, paman saya.
Dia datang = Datang dia
4.  Majas Penegasan/Perulangan
a. Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata.
Contoh : Mereka turun ke bawah untuk melihat keadaan barang-barangnya yang jatuh.
Dukun itu menengadah ke atas sambil menengadahkan tangannya.
Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
b. Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menghebat.
Contoh : Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor, sampai mobil bejejer di halaman.
Baik itu RT, Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur,                                                           maupun Presiden memiliki kedudukan sama di mata Tuhan.
c. Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menurun (melemah)
Contoh : Bapak Kepala Sekolah, Para guru, dan murid-murid, sudah hadir di lapangan upacara.
Gedung-gedung, rumah-rumah, dan gubuk-gubuk, semuanya mengibarkan Sang Saka Merah Putih.
d. Retoris adalah majas yang berupa kalimat Tanya yang jawabannya itu sudah diketahui oleh penanya. Tujuannya untuk memberikan penegasan pada masalah yang diuraikannya, untuk meyakinkan, ataupun sebagai sindiran.
Contoh : Siapa yang tidah ingin hidup bahagia?
Apa ini hasil dari pekerjaanmu selama bertahun-tahun?
e. Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama.
Contoh : Dara damba daku, datang dari danau.
Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.
f. Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama, dengan makna yang berbeda.
Contoh : Karena buah pena-nya yang controversial, dia menjadi buah bibir masyarakat.
Kita harus saling menggantungkan diri satu sama lain. Jika tidak, kita telah menggantung diri.
g. Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam kalimat yang berbeda.
Contoh : Terlalu banyak penderitaan menimpa dirinya. Terlalu banyak masalah yang dihadapinya. Terlalu banyak.
h. Tautologi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam sebuah kalimat.
Contoh :                                                                                                                      Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.
i. Paralelisme adalah majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, hanya disusun dalam baris yang berbeda. Biasanya terdapat dalam puisi.
Contoh : Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu mampus
j. Kiasmus adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus menganduk inverse.
Contoh : Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
Dalam kehidupan ini banyak orang pintar yang mengaku bodoh, dan orang bodoh banyak yang merada dirinya pintar.
                                                                  

No comments:

Post a Comment